Source : Instagram @meibasuki
Donat telah menjadi ikon kuliner yang dicintai di seluruh dunia, tetapi sedikit yang menyadari keragaman dan sejarahnya yang kaya. Dari pasar pinggir jalan hingga toko-toko kue mewah, donat telah menemukan tempatnya dalam setiap budaya, sering kali dengan sentuhan lokal yang unik.
Di Amerika Serikat, donat klasik dengan glazur gula menjadi favorit yang tak tergantikan, sering dihubungkan dengan "donat negara bagian" seperti Krispy Kreme di Carolina Utara. Di seberang Atlantik, donat Bavaria yang tebal dan berwarna cerah menjadi ikon kuliner di Jerman, sering disantap di pagi hari dengan segelas kopi.
Jauh di Asia, kita menemukan donat Jepang yang ringan dan lembut, kadang-kadang diisi dengan krim hijau matcha atau kacang merah. Di Korea Selatan, "garaetteok", donat yang terbuat dari beras ketan, menjadi camilan yang populer untuk festival dan acara khusus.
Baca Juga :
Sementara itu, di Afrika, donat menjadi bagian dari tradisi kuliner di berbagai negara. Di Nigeria, donat "puff-puff" adalah camilan yang populer di pasar-pasar dan festival. Di Ethiopia, "dabo kolo", donat kecil yang digoreng kering, menjadi sajian yang disukai untuk dinikmati bersama teh atau kopi.
Melacak jejak warisan kuliner dalam berbagai varian donat di seluruh dunia membawa kita pada perjalanan mengagumkan yang mengungkapkan keberagaman budaya dan rasa. Dengan setiap gigitannya, donat tidak hanya memuaskan selera kita, tetapi juga mengajak kita untuk menghargai kekayaan warisan kuliner yang ada di masyarakat global.

0 Komentar